cover
Contact Name
Dinar Sukma Pramesti
Contact Email
dinar.pramesti@pib.ac.id
Phone
+6287861363532
Journal Mail Official
lppm@pib.ac.id
Editorial Address
Jl. Pantai Nyanyi, Desa Beraban Kec. Kediri, Kab. Tabanan 82121 Bali – Indonesia
Location
Kab. tabanan,
Bali
INDONESIA
Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Event Management
ISSN : 27741923     EISSN : 26549999     DOI : https://doi.org/10.46837/ath
The publication of this journal is a scientific journal in the field of tourism studies. The manuscript can be research papers, review articles, as well as conceptual, technical, and methodological papers on all aspects includes research findings, experimental design, analysis, and recent application. The scope of these areas includes Tourism, Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention, Event management and other relevan topics
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 1 No 2 (2019): Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Ev" : 6 Documents clear
Tradisi Megibung, Gastrodiplomacy Raja Karangasem Anastasia Sulistyawati
Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Event Management Vol 1 No 2 (2019): Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Ev
Publisher : Politeknik Internasional Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46837/journey.v1i2.26

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi lain dari makanan dan tradisi makan dari gastronomi menjadi gastrodiplomasi dalam masyarakat, dengan memahami misi dan visi dari dibuatnya tradisi Megibung sebagai sarana pengendalian sosial di masyarakat baik di masa lampau maupun sekarang dan yang akan datang, serta peran dari Pemda setempat dalam membangun citra kuliner setempat menjadi ekonomi kreatif. Metode penelitian yang digunakan memecahkan atau menjawab seluruh masalah yang ada dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Megibung sejak awal sejarahnya sudah diciptakan sebagai sarana diplomasi bagi masyarakat petani di sawah, kemudian berkembang menjadi sarana diplomasi untuk konsolidasi pasukan/laskar perang oleh raja Karangasem dalam merebut Sasak. Pada pasca perang dimanfaatkan untuk sarana rekonsiliasi antar etnis (Sasak dan Bali) dan umat (Islam dan Hindu) dalam mendukung eksistensi kekuatan kerajaan Karangasem. Kemudian di masa damai ini menjadi sarana budaya membangun solidaritas persatuan dan kesatuan masyarakat dari lapisan bawah sampai atas, serta sarana diplomasi antar bangsa dengan konsep glokal (globalisasi lokalitas) tanpa sekat kelas sosial dan materi. Mengingat tingginya nilai budaya Megibung, yang di masa global ini mulai mendapat tantangan karena adanya catering (prasmanan) yang lebih simpel dan praktis. Untuk itu dibutuhkan program penyelamatan agar tidak punah ditelan zaman. Warisan tradisi ini harus terus dijaga dan direvitalisasi agar dapat diwariskan kepada generasi mendatang dengan menjadikan tradisi Megibung sebagai sarana pembangunan ekonomi kreatif di Karangasem. Melalui tradisi Megibung generasi muda dapat belajar magang dalam mengolah berbagai jenis masakan tradisional Bali yang dapat dijadikan bekal untuk modal keahlian dalam bisnis ekonomi kreatif di bidang pariwisata, yang secara bersamaan otomatis juga telah ikut melestarikan keberlanjutan dari tradisi budaya Megibung itu sendiri. Oleh karena itu, Pemda Karangasem harus bisa mendorong pengembangan pariwisata budaya berkelanjutan menuju ekonomi kreatif yang mengutamakan kepuasan wisata kuliner atau gastronomi khususnya.
Higiene Dan Sanitasi Pada Pedagang Makanan Jajanan Bali Di Destinasi Wisata Kuliner Pasar Malam Sindu, Sanur, Bali Nelsye Lumanauw
Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Event Management Vol 1 No 2 (2019): Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Ev
Publisher : Politeknik Internasional Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46837/journey.v1i2.27

Abstract

Pasar malam Sindu sebagai destinati wisata kuliner sangat diminati wisatawan mancanegara yang menginap di Sanur untuk menikmati makanan tradisional Indonesia. Berbagai makanan tradisional tersedia di pasar ini, seperti nasi campur Banyuwangi, sate-gule kambing Madura, termasuk makanan jajanan Bali. Makanan tradisional Bali memiliki cita rasa kuat, namun belum banyak diminati wisatawan. Penelitian mendalam terhadap higiene sanitasi pada pedagang makanan jajanan Bali menunjukkan suatu kendala dan kelemahan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, melalui pendekatan cross-sectional, yang memungkinkan data tekstual hasil wawancara dikuantifikasi untuk pengukuran secara jelas. Pengukuran subyek dilakukan terhadap variabel subyek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti semua subyek penelitian diamati pada waktu yang sama, tetapi bisa lain waktu dengan subyek yang berbeda. Adapun subyek yang menjadi penelitian ini adalah karakteristik pedagang makanan, higiene perorangan pedagang makanan, sanitasi peralatan dan sanitasi penyajian. Kesimpulan penelitian ini adalah para pedagang makanan jajanan tradisional Bali di pasar malam Sindu, secara umum paham terhadap pentingnya melakukan tindakan higiene dan sanitasi untuk keamanan makanan, dilihat dari karakteristik pedagang makanan, higiene perorangan pedagang makanan, sanitasi peralatan dan sanitasi penyajian. Namun demikian, tidak semua pedagang menerapkan hal tersebut saat memberikan layanan.
Implikasi Pasang-Surutnya Dukungan Terhadap Warisan Budaya Dunia Subak Jatiluwih Tabanan, Bali I Gede Susila
Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Event Management Vol 1 No 2 (2019): Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Ev
Publisher : Politeknik Internasional Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46837/journey.v1i2.28

Abstract

Pilihan Subak Jatiluwih untuk Warisan Budaya Dunia (WBD) harus didasarkan pada konservasi alam dan budaya karena organisasi sosial tradisional. Ini berarti bahwa pilihan Subak Jatiluwih untuk Warisan Budaya Dunia memiliki dukungan kuat dari berbagai pemangku kepentingan, masyarakat, pemerintah dan UNESCO. Dukungan untuk melestarikan Subak Jatiluwih sebagai Warisan Budaya Dunia harus tetap kuat, karena tujuan utama pemilihan situs Warisan Budaya Dunia adalah pelestarian situs itu sendiri. Namun dukungan pertama untuk pelestarian Subak Jatiluwih sangat kuat dan kemudian secara bertahap menjadi lebih lemah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami serta menjelaskan implikasi dari naik turunnya dukungan dari para pemangku kepentingan terhadap pelestarian lingkungan alam dan budayalokal di Subak Jatiluwih sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD), baik dalam kehidupan para pemangku kepentingan dan dalam pengelolaan kawasan subak sebagai warisan budaya dunia. Dalam pelaksanaan penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif dan empat teori, yaitu teori ekologi manusia, teori sosiokultural, teori dekonstruksi, dan teori praktis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naik turunnya dukungan untuk WBD Subak Jatiluwih menyiratkan hal-hal penting untuk dikritik. Implikasinya adalah: (1) terjadinya kebijakan top down dalam mengusulkan Subak Jatiluwih menjadi WBD dan dalam manajemennya setelah menjadi WBD; (2) ada proses internasionalisasi Subak Jatiluwih untuk menjadi lebih terkenal di seluruh dunia.
Persepsi Wisatawan Eropa Terhadap Kualitas Pelayanan Resepsionis Di Desa Munduk, Buleleng, Bali Made Handijaya Dewantara
Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Event Management Vol 1 No 2 (2019): Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Ev
Publisher : Politeknik Internasional Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46837/journey.v1i2.29

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi wisatawan Eropa terhadap kualitas pelayanan resepsionis di Desa Munduk, Buleleng, Bali, pada umumnya, serta untuk mengetahui bagaimana persepsi wisatawan asal Eropa terhadap kualitas layanan yang masyarakat berikan di berbagai jenis akomodasi perhotelan, yang berada di Desa Munduk, pada khususnya. Penelitian ini berjenis kuantitatif-kualitatif, dengan menggunakan empat teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, kuesioner, studi dokumen, dan observasi. Melalui analisis deskriptif, diperoleh lima poin kesimpulan antara lain : (1) persepsi tamu tentang pelayanan di akomodasi wisata yang terdapat di Munduk masih berada pada kondisi yang kurang baik.; (2) aspek reliability dan tangible menjadi aspek yang paling menjadi sorotan dalam lima indikator kualitas pelayanan resepsionis di Munduk.; (3) Sebagian besar keluhan pelanggan disebabkan oleh lemahnya proses manajemen hospitality yang dilakukan pemilik akomodasi, sehingga resepsionis perlu untuk diberikan pelatihan lebih lanjut.; (4) Pemilik akomodasi dan pengelola akomodasi hendaknya menyusun mekanisme kerja berikut dengan deskripsi kerja (job description) serta SOP (standard operational procedure); serta (5) pemilik akomodasi seharusnya berkolaborasi dengan para stakeholder pariwisata di Munduk, baik pemerintah, agen perjalanan (offline dan online), para wisatawan, hingga akademisi.
Peran Teknologi Informasi Dalam Menginformasikan Data Wisata Air Terjun Di Website Dinas Pariwisata Setiap Kabupaten Di Bali Ayu Aprilyana Kusuma Dewi
Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Event Management Vol 1 No 2 (2019): Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Ev
Publisher : Politeknik Internasional Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46837/journey.v1i2.30

Abstract

Sampai saat ini informasi wisata air terjun dalam setiap website milik Dinas Pariwisata per kabupaten di Bali masih memiliki kekurangan dalam menginformasikan wisata setiap daerah kepada wisatawan. Maka dibutuhkan pengelolaan dalam suatu basis data yang secara periode dapat dimonitor dan disampaikan secara luas melalui media teknologi informasi dalam website Dinas Pariwisata setiap kabupaten di Bali. Untuk menganalisis teknologi informasi ini diambil beberapa kabupaten yang telah menerapkan data wisata air terjun secara maksimal dan belum maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis website Dinas Pariwisata setiap kabupaten di Bali, agar dapat memanfaatkan dan memaksimalkan penyajian informasi secara tepat, mudah dan update. Hal lain yang didapatkan yaitu dapat memperkenalkan wisata air terjun yang masih belum terjamah oleh banyak wisatawan. Metodologi penelitian yang dilakukan meliputi beberapa tahapan yaitu analisis sistem, studi literatur, identifikasi masalah, penentuan tujuan, analisis kebutuhan informasi, inventarisasi data, penyajian hasil dan evaluasi. Simpulan penelitian ini adalah tiga kabupaten di Bali telah memanfaatkan situs website, empat kabupaten di Bali sudah memiliki website namun tidak memiliki informasi daerah wisata, dan Kabupaten Kelungkung tidak memiliki situs website. Hasil akhir yang diharapkan pada penelitian ini adalah pemanfaatan website milik Dinas Pariwisata setiap kabupaten dalam memberikan informasi mengenai wisata air terjun yang dimiliki setiap daerah di Bali, sehingga dapat memperkenalkan wisata disetiap daerah ke wisatawan yang berkunjung serta dapat memajukan kinerja Dinas Pariwisata dan meningkatkan devisa pemasukan pemerintah.
Pengembangan Kuliner Lokal Berdasarkan Persepsi Wisatawan Di Ubud, Bali Ni Komang Nariani
Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Event Management Vol 1 No 2 (2019): Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Ev
Publisher : Politeknik Internasional Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46837/journey.v1i2.31

Abstract

Ubud merupakan salah satu tujuan wisata terkenal di Bali selain Kuta, Nusa Dua, dan Sanur. Kementerian Pariwisata mengusulkan Ubud sebagai Destinasi Gastronomi berstandar United Nations World TourismOrganization (UNWTO) yang pertama di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan kuliner lokal berdasarkan persepsi wisatawan nusantara di Ubud. Penelitian dilakukan tahun 2018 menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan melakukan observasi, wawancara, dan menyebarkan kuesioner kepada wisatawan yang menikmati kuliner lokal pada restoran atau warung di Ubud. Data dari hasil kuesioner dianalisis dengan Importance Performance Analysis (IPA), menggunakan teori Pariwisata Budaya dan teori Persepsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi wisatawan nusantara terhadap kuliner lokal adalah baik memiliki hidangan beragam, unik, disajikan menarik dengan lokasi restoran strategis dan pelayanan ramah dari karyawan. Harga dinilai mahal, tidak memberikan diskon kepada wisatawan, kurang dipromosikan dan tempat parkir yang kurang memadai. Strategi pengembangan kuliner lokal berdasarkan persepsi wisatawan nusantara yaitu: 1) menggelar street food, 2) meningkatkan promosi, 3) meningkatkan lingkungan fisik restoran.

Page 1 of 1 | Total Record : 6